Namanya Rojab Bisma Rahmatullah, lahir di Gedangan, Sidoarjo 10 April 2007. Bocah ini mendapat perhatian khusus dari Rais Am PBNU KH Ma’ruf Amin dan KH Soleh Qosim pengasuh PP Bahauddin Sepanjang.

Kecerdasannya membuat Kiai Ma’ruf maupun Kiai Sholeh Qosim ‘geleng-geleng kepala’. Kiai Ma’ruf kemudian menyerahkan Kitab Tafsir Al-Munir (Marah Labib) Karya Al-Allamah Asy Syaikh Muhammad Nawawi Al-Jawi (Banten) yang notabene pengarang Kitab Nasoihul Ibad.
“Saya berharap anak ini bisa menghafal kitab tafsir ini, dengan demikian anak ini akan menjadi ulama Indonesia yang luar biasa,” jelas Kiai ma’ruf.
Bocah asal Gedangan Sidoarjo, merupakan penghafal 30 juz Alquran sejak umur 8 tahun. Ilmunya bertambah pada saat usianya menginjak ke-9 tahun, yakni mampu menghafal kitab Nadzom “Alfiyah Ibnu Malik”.
Di usianya kini, dia juga mampu menghafal dua kitab hadis sekaligus, yakni kitab Bulughul Maram yang berisi ribuan hadits dan kitab Durratun Nashihin.
“Anakku yang sangat luar biasa. Dalam usia dia sudah bisa menghafal Alquran, sudah hafal Alfiyah karya Ibnu Malik, sudah hafal Kitab Bulughul Marom, Durrotunasihin, ini sangat luar biasa. Saya kira belum ada yang seperti ini, doakan umurnya panjang, supaya bermanfaat bagi nusa dan bangsa,” demikian Kiai Ma’ruf didampingi Kiai Sholeh Qosim.
Bisma lahir di kota Gresik, Jawa Timur, 10 April 2007. Dia merupakan anak pertama dari dua bersaudara yakni Alimuddin Sa’idullah dari Ismail dan Ibu Etik. Kedua orangtuanya sama sekali tidak memiliki latar belakang sebagai penghafal Alquran.
“Namun, keinginan besar orangtuanya lah yang mampu membawa Bisma menjadi anak sholeh dan mampu menghafal Alquran serta menjaga Kalamullah,” tutur Ketua GP Anshor, Muhammad Rizza Ali Faizin, Senin, 23 Oktober 2017.
Menurutnya, Bisma masuk di Pesantren Tahfid Yanbu’ul Qur’an Anak (PYTQA) Yayasan Arwaniyah Kudus, Jawa Tengah, semenjak berumur 7 tahun. Awal masuk pesantren, dia diantar oleh keluarga dan kedua orangtuanya.
Di usianya yang terbilang belia, dirinya sempat menangis selama tiga hari setelah kedua orangtuanya pulang dari pondok tersebut. “Pasca-itu, dia sudah bisa menyesuaikan dan beradaptasi dengan teman-temannya,” kata Rizza.
Layaknya santri lainnya, saat di pesantren, Bisma tak hanya menghafal Alquran. Dia juga belajar hal lain selaku pelajar kelas 3 di bangku Madrasah Ibtidaiyah.
Kegiatan-kegiatan di pesantren juga dilakoninya, seperti bermain sepak bola, badminton, nonton tv (seminggu sekali) dan berenang. Bahkan, dia juga istiqomah berziarah ke makam Mbah Kyai Arwani Amin selaku pendiri Ponpes Arwaniyah dan Syekh Ja’far Shodiq, nama lain Sunan Kudus.
“Prestasinya merupakan keberkahan dari orangtua, guru dan semangatnya dalam belajar,” ujarnya.
Berita Viral Lainnya :
Viral Anak Kucing Berwajah Dua di Bangka Belitung, Pengakuan Pemilik hingga Penjelasan Dokter Hewan

Lahirnya anak kucing berwajah dua membuat heboh warga di Sungailiat, Bangka Belitung.
Adanya anak kucing yang tak lazim itu kemudian menjadi viral di media sosial.
Anak kucing yang baru lahir tersebut memiliki dua wajah, di mana masing-masing wajahnya terdapat mata, hidung, dan mulut.
Diketahui, kucing tersebut milik nenek Surati (71), warga asal Sri Pemandang, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.
Melansir dari Selebnesia.xyz, Surati mengaku kaget sekaligus heran saat menyaksikan anak kucing yang dilahirkan dengan bentuk wajah yang tak biasanya.
“Pas bangun-bangun mau salat subuh, lihat kucing saya ternyata sudah melahirkan.”
“Saat saya memeriksa keadaan sang induk beserta anaknya yang baru lahir, betapa kaget saya lihat seekor anak kucing dengan bentuk wajah ada dua,” kata Surati saat ditemui, Rabu (16/6/2021).
Menurut Surati, kucing tersebut tak tampak menunjukkan sakit, malah terlihat lincah merangkak.
Masih dikatakan Surati, anggota tubuh yang lainnya pun tampak seperti kucing pada umumnya, hanya bagian wajah saja yang berbeda.
“Wajahnya ada dua dengan mata dua dan mulut dua. Hanya matanya belum terbuka karena baru lahir kemarin,” kata dia.
Kendati demikian, Surati mengaku sedih lantaran anak kucing tersebut tak bisa sepenuhnya meminum susu dari induknya.
“Agak kesulitan dia mau nyusu sama induknya karena keadaan mulutnya begitu,” ujar Surati.
Karena khawatir anak kucing tersebut kehausan, Surati akhirnya berinisiatif untuk menggunakan suntikan khusus kucing sebagai alat bantu untuk minum.
Surati juga memberikan susu formula khusus untuk bayi kucing tersebut.
“Ya mau gimana lagi, karena dia susah menyusui dengan induknya daripada kenapa-kenapa lebih baik saya belikan susu formula khusus untuk bayi kucing agar tidak kekurangan asupan nutrisi,” jelasnya.
Dikutip Selebnesia.xyz, Praktisi Kota Pangkalpinang sekaligus Owner Nagasatwa Petshop and Vet Care, Yulia Fitriani mengatakan, biasanya kucing yang lahir seperti itu diistilahkan kebanyakan orang dengan sebutan kucing Jenus.
“Istilah ini diambil dari nama Dewa Jenus dari Yunani yang memiliki kepala dua yang menghadap ke arah yang berbeda.”
“Dalam dunia medis, fenomena ini biasanya disebut diprosopus, di mana merupakan suatu kelainan bawaan pada hewan baru lahir,” kata Yulia, Rabu.
Lebih lanjut, Yulia menjelaskan, disprosopus seperti kembar siam dengan ciri-ciri memiliki satu batang tubuh, anggota gerak dan organ lainnya yang normal namun memiliki dua wajah.
“Penyebab dari diprosopus terjadi karena adanya kelainan bawaan pada hewan dari saat kehamilan.”
“Dari beberapa referensi salah satunya disebabkan oleh kelebihan protein sonic hedgehog atau SHH.”
“Di mana protein ini berperan penting dalam perkembangan embrio untuk tengkorak dan wajah juga mengatur lebar wajah.”
“Jika berlebih maka akan bisa menyebakan pelebaran maka akan bisa menyebakan pelebaran fitur wajah dan duplikasi struktur wajah,” paparnya.
Diakui Yulia, Diprosopus merupakan fenomena yang sangat langka, namun fenomena ini sudah pernah ada sebelumnya.
Dalam beberapa laporan di antaranya terjadi pada sapi, domba dan kucing.
“Hewan yang lahir mengalami diprosopus dalam beberapa kasus biasanya tidak lama bertahan hidup.”
“Namun ada juga kucing diprosopus yang mampu bertahan hidup sampai 15 tahun,” tambahnya.